Salah satu strategi untuk meningkatkan konversi penjualan adalah dengan adanya kegiatan digital marketing. Apalagi di era yang serba online ini, Anda dituntut untuk berkompetisi dengan banyak pesaing, di bisnis yang sama atau di niche yang sama. Tidak peduli apakah Anda pemilik bisnis modal kecil rumahan atau bisnis besar dengan skala besar.
Kanefoodies, yang akan Kanefood bahas dalam artikel ini adalah tentang copywriting. Copywriting tidak lepas perannya dari content marketing, yang merupakan bagian dari kegiatan digital marketing. Copywriting lebih luas cakupannya sebab urusan ‘copy’ ini juga bisa digunakan pada offline marketing.
Copywriting adalah seni menulis dan menjual. Anda harus mengerti untuk siapa Anda menulis, bagaimana perilaku dan interest target pembaca atau target audiens Anda, apa masalah mereka yang dapat diselesaikan dengan hadirnya bisnis Anda, dan lain sebagainya. Untuk itu Kanefood telah melansir dari DigitalMarketerID mengenai topik ini. Yuk, simak pembahasan yang sangat ‘meaty’ berikut ya!
Baca juga: Tak Sekedar Berjualan, Pikat Konsumen dengan 4 Tips Copywriting Ini
Untuk mengubah minat menjadi konversi penjualan, otomatis Anda di sini akan berjualan produk atau jasa dari bisnis Anda. Oleh karena itu, kenalkan brand Anda dengan seni copywriting yakni dengan menuliskan tentang benefit atau manfaat produk, bukan fitur.
Anggaplah Anda ada di posisi audiens, apa yang akan brand Anda berikan untuk audiens, apa yang audiens butuhkan, bukan apa fitur-fitur atau kelebihan brand secara gamblang.
Ketika Anda menulis manfaat dari brand yang Anda jual, jangan menulis manfaat palsu dan sampaikanlah manfaat tersebut dengan sebenar-benarnya. Jika perlu, tes dulu bagaiamana pengalaman audiens tester terhadap produk atau jasa Anda. Benefit itulah yang kemudian bisa Anda jadikan bahan untuk menulis.
Membuat copywriting yang profesional adalah dengan informasi yang spesifik, tidak umum atau general. Tunjukkan angka dan klaim spesifik yang membuat bisnis Anda dapat lebih dipercaya. Hal ini mengindikasikan kalau Anda serius dalam membantu menangani masalah audiens.
Anda bisa menggunakan angka yang tersedia pada survei, tapi jangan sekali-kali berbohong atau asal-asalan. Anda harus benar-benar melakukan riset atau kalau perlu, penelitian. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan testimonial untuk mendukung copywriting Anda.
Yang tidak kalah penting dalam seni copywriting adalah melibatkan emosi audiens. Bukan hanya logika. Pesan yang Anda sebarkan sebaiknya menciptakan energi positif atau emosi positif karena memang itu yang lebih disukai.
Studi membuktikan, emosi mendorong seseorang untuk mengambil keputusan. Lakukan pendekatan afektif seperti sikap apa yang baik di mata audiens, nilai apa yang diyakini audiens, prinsip audiens terhadap produk A, fenomena A, dan lain sebagainya. Setelah emosi, baru Anda suguhkan informasi berupa fakta untuk mengiringi logika mereka.
Adapun emosi yang dimaksud di sini bukanlah tentang kemarahan. Emosi banyak ya, Kanefoodies. Ada ketakutan, kepercayaan, nilai, tren, suka, benci, dan lain-lain.
Baca juga: Sepele Tapi Powerful, Gunakan Testimonial Untuk Tingkatkan Penjualan
Namun, ketiga tips copywriting tersebut tidak akan menjadi apa-apa jika Anda tidak praktik sekarang juga. Cobalah menjadi agen Kanefood di kota Anda dan lakukan penjualan dengan teknik copywriting yang sesuai dengan target audiens Anda. Pro-tips! Jika Anda akan menulis sebuah copywriting, baca berkali-kali dulu sebelum dipublikasikan dan posisikan diri Anda sebagai pembaca atau audiens. Ini adalah cara jitu untuk mengerti bahwa copywriting Anda sudah bagus atau belum.
Mintalah saran terhadap orang terdekat bagaimana seharusnya Anda mengemas pesan dalam copywiring. Banyak-banyak membaca tips bisnis dari Kanefood. Daaan… selamat berbisnis!
Featured images via pixabay
– A.K